Pembahasan Berdoa
Berdoa merupakan suatu ibadah, bahkan menjadi otaknya ibadah. Kenapa doa menjadi otaknya ibadah? Karena, dengan berdoa terperinci sekali mengatakan penghambaan insan kepada Allah. Dengan berdoa kepada Allah, maka terwujudlah: Allah, kawasan meminta, kawasan memohon, sedang si hamba ialah makhluk yang hina dan selalu dalam kekurangan.
Karena suatu ibadah, maka berdoa sangatlah dianjurkan (diperintahkan) oleh agama, walaupun doa tidak memerlukan suatu syarat dan rukun yang ketat, mirip halnya ibadah shalat, zakat, dan puasa.
Banyak firman Allah SWT. dan hadits Rasulullah SAW. yang menerengkan perihal doa dan merintahkan orang-orang beriman semoga berdoa diantaranya ialah sebagai berikut:
Al-Quran
Surat Al-A'râf ayat 55-56
Artinya: "Mohonlah (berdoalah) kau kepada Tuhanmu dengan cara merendahkan diri dan cara halus, bahwasannya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas; dan janganlah kau berbuat kebinasaan di bumi (masyarakat) setelah la baik; dan mohonlah (berdoalah) kau kepada Allah dengan rasa takut dan loba (sangat mengharap); bahwasannya rahmat Allah itu sangat bersahabat kepada orang-orang, yang ihsan (Iman kepada Allah dan berbuat kebajikan)."
Surah Al-Baqarah ayat 186
Artinya: "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepada engkau perihal Aku, maka sesungguhnya Aku sangat bersahabat (kepada mereka). Aku perkenankan doa orang-orang yang mendoa apabila ia memohon (mendoa) kepada-Ku. Sebab itu, hendaklah mereka memenuhi (seruan)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, mudah-mudahan mereka menerima petunjuk."
Surah Al-Mu'min, ayat 60
Artinya: "Dan berfirman Tuhanmu "Memohonlah (mendoalah) kepada-Ku, Aku pasti perkenankan permohonan (doa) mu itu."
Surah Al-A'râf, ayat 180:
Artinya: "Dan Allah mempunyai nama-nama yang sangat indah (Al-Asmâ'u al-Husnâ), maka memohonlah kau kepada-Nya dengan (menyebut) nama-nama itu."
Surah Al-Isrâ', ayat 110
Artinya: "Katakanlah olehmu hai Muhammad: berdoalah (pujilah) akan Allah atau berdoalah (pujilah), akan Ar-Rahmân (Maha penyayang)."
Surah Yûnûs, ayat 10
Artinya: "Doa (percakapan) mereka di dalamnya (surga), ialah Allâhumma (Mahasuci Engkau wahai Tuhan)."
Al-Hadits
Diriwayatkan dari Abû Dâud dan Al-Turmudzî
Artinya: "Doa itu ialah lbadah.
Diriwayatkan dari Al-Turmudzî yang artinya sebagai berikut:
"Barangsiapa dibukakan pintu doa untuknya, berarti telah dibukakan pula untuknya segala pintu rahmat. Dan tidak dimohonkan kepaia Allah, yang lebih disukai-Nya selain daripada dimohonkan 'afiyah. Doa itu memberi manfaat terhadap yang telah diturunkan dan yang belum diturunkan. Dan tak ada yang sanggup menangkis ketetapan Tuhan, kecuali Doa. Sebab itu berdoa kau sekalian." (HR. Al-Turmudzî).
"Barangsiapa dibukakan pintu doa untuknya, berarti telah dibukakan pula untuknya segala pintu rahmat. Dan tidak dimohonkan kepaia Allah, yang lebih disukai-Nya selain daripada dimohonkan 'afiyah. Doa itu memberi manfaat terhadap yang telah diturunkan dan yang belum diturunkan. Dan tak ada yang sanggup menangkis ketetapan Tuhan, kecuali Doa. Sebab itu berdoa kau sekalian." (HR. Al-Turmudzî).
Diriwayatkan dari Al-Turmudzî
Artinya: "Tiap Muslim di muka bumi yang memohonkan suatu permohonan kepada Allah, pastilah permohonannya itu dikabulkan Allah, atau dijauhkan Allah daripadanya sesuatu kejahatan, selama ia mendoakan sesuatu yang tidak membawa kepada dosa atau tetapkan kasih sayang." (HR Al-Thurmudzî).
A. PENGERTIAN DOA
DOA (DU’A) ialah memohon atau meminta pertolongan kepada Allah SWT. Akan tetapi bukan berarti hanya orang-orang yang sedang ditimpa peristiwa alam saja yang layak memanjatkan doa. Dalam keadaan segar-bugar dan tidak kekurangan suatu apa pun, sebagai manusia, kiranya kita layak berdoa. Setidaknya berdoalah memohon perkenan Allah SWT untuk mengampuni segala dosa-dosa, baik yang kita segaja maupun tidak. Juga meminta tetap diberi kekuatan dogma dan kesehatan semoga sanggup melaksanakan segala perintah-Nya. Lalu memohon perlindungan-Nya dari gangguan setan dan hawa nafsu kita sendiri supaya tidak terjerembab dalam jurang maksiat.
Apalagi jikalau kita sadari bahwa situasi dan kondisi yang kita hadapi sehari-hari berputar bagai roda pedati. Mungkin saja hari ini kita sanggup beribadah dengan baik dan ikhlas, namun siapa tahu hari- hari berikutnya kita didera rasa malas? Boleh jadi hari ini kita begitu bahagia, tetapi siapa tahu nasib kita pada esok atau lusa menjadi sebaliknya? Karena itulah dalam keadaan sebaik apa pun kita tetap perlu berdoa. Muhammad Rosulullah saw. bersabda, "Tiada sesuatu yang paling mulia dalam -pandangan Allah, selain dari berdoa kepada-Nya, sedang kita dalam keadaan lapang." (HR. Al-Hakim).
Tentu saja dalam berdoa jangan memohon sesuatu yang berdasarkan kita baik, padahal sesungguhnya buruk. Suatu misal lantaran sudah usang menderita sakit parah, lantaran merasa selalu tersiksa kemudian kita memohon kematian. Bukankah seharusnya kita memohon kesembuhan. Nabi saw. juga melarang kita memohon mati. Abu Huroiroh ra. mengutarakan, Muhammad Rosulullah saw. bersabda, ’’Sekali-kali janganlah kalian meminta mati. Jangan pula mendoakannya sebelum mati itu tiba sendiri. Sebab jikalau kau telah mati, maka berhentilah kalian beramal. Sesungguhnya bertambah panjang umur seorang mukmin, bertambah pula kebaikan yang sanggup diperbuatnya". (HR. Muslim)
Allah SWT juga berjanji untuk mengabulkan doa para hamba- Nya. Dan Tuhanmu berfirman, "Berdoalah kepada-Ku, pasti Aku perkenankan bagimu." (QS. 40/Al- Mukmin: 60) "Dan Dia memperkenankan (doa) orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta menambah (pahala) kepada mereka dari karunia-Nya. (QS. 42/Asy- Syuro: 26)
Dalam hadits juga diungkapkan bahwa Allah SWT tidak akan menolak doa hamba-Nya. Muhammad Rosulullah saw. bersabda, "Sesungguhnya Allah, Tuhan Yang Maha Hidup lagi Maha Mulia, merasa aib jikalau seseorang mengangkat kedua tangannya untuk berdoa, kemudian orang itu ditolak dengan kosong dan kecewa". (HR. Empat Ahli Hadits, kecuali Nasai dari Salman ra.)
Dengan demikian setiap doa pasti dikabulkan oleh-Nya. Bahkan ada tiga orang yang menerima prioritas doanya segera dikabulkan.
Muhammad Rosulullah saw. menerangkan, "Ada tiga orang yang sekali- kali tidak akan ditolak doanya oleh Allah SWT, ialah orang yang sedang berpuasa hingga waktu menjelang berbuka, kepala negara yang adil, dan orang yang teraniaya." (HR. Tirmidzi dari Abu Huroiroh ra.)
Jika doa-doa yang telah kita panjatklan belum terkabulkan, bukan berarti bahwa doa kita tersebut ditolak. Muhammad Rosulullah saw. bersabda: "Apabila seorang muslim menyungkurkan wajahnya (sujud) kepada Allah dalam memohon sesuatu, pasti Allah memberinya. Dan pinjaman itu disegerakan atau menjadi simpanan di akhirat". (HR. Ahmad dari Abu Huroiroh ra.).
Doa merupakan unsur yang paling esensial dalam ibadah. Muhammad Rosulullah saw. bersabda: "Tidak ada sesuatu yang lebih mulia di sisi Allah Ta’ala dibandingkan doa". (HR. Ahmad, Bukhori, Tirmidzi dan Nasai) Sebab sebagaimana diriwayatkan oleh Tirmidzi dari Anas ra., berdasarkan Nabi saw. doa ialah ibadah karena:
a. mematuhi perintah Allah SWT, yakni firman-Nya: "Berdoalah kamu kepada-Ku, pasti Aku mengabulkan doamu;
b. doa merupakan cermin menghambakan diri kepada Allah SWT; dan
c. pengakuan, bahwa hanya Allah SWT Yang Maha Berkuasa dan Maha Berkehendak, sehingga hanya Dia-lah yang sanggup mengabulkan dan mewujudkan segala harapan kita.
Ada beberapa keutamaan yang akan kita peroleh dalam berdoa.
1. Allah menyertai hamba-nya yang berdoa. Muhammad Rosulullah saw.
bersabda,"Sesungguhnya Allah berfirman: ’Aku selalu dalam persangkaan hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku selalu bersamanya ketika ia berdoa kepada-Ku’." (HR. Bukhori Muslim dari Abu Huroiroh ra)
2. Doa senjata orang mukmin. Muhammad Rosulullah saw. bersabda, "Doa ialah senjata orang mukmin, dan tiang agama, serta cahaya langit dan bumi". (HR. Hakim dari Ali bin Abi Tholib ra.)
3. Doa datangkan keselamatan. Muhammad Rosulullah saw. bersabda, "Janganlah engkau merasa lemah untuk berdoa, alasannya ialah sesungguhnya tidak seorang pun yang binasa selama ia tetap berdoa". (HR. Ibnu Hiban dan Hakim dari Anas ra.)
4. Doa menolak bencana, dan menolak kecerdikan bulus musuh. Muhammad Rosulullah saw. bersabda, "Doa berguna terhadap apa saja yang telah menimpa seseorang, dan hal-hal yang belum turun kepadanya. Sesungguhnya peristiwa pasti akan turun, dan akan ditemui oleh, doa. Lalu keduanya selalu bersaingan hingga hari kiamat". (HR. Bazaar dan Thobroni dari Aisyah ra.) Maksudnya, peristiwa senantiasa mengintai manusia, dan semua itu sanggup ditolak hanya dengan doa.
Memanjatkan doa kepada Allah SWT, menunjukan beriman kepada- Nya. Itulah sebabnya doa dikatakan sebagai tiang agama. Doa yang dipanjatkan oleh orang-orang beriman tersebut, jikalau diawali atau diakhiri dengan bacaan sholawat, akan dibawa naik oleh para malaikat. Maka tidak salah jikalau doa itu diibaratkan cahaya langit dan bumi.
C. WAKTU WAKTU YANG DIUTAMAKAN UNTUK BERDOA
Ada waktu-waktu tertentu yang menerima prioritas doa diterima oleh allah SWT:
1. Waktu antara adzan dan iqomat.Muhammad Rosulullah saw. bersabda, "Tidak akan ditolak, suatu doa yang dipanjatkan antara waktu adzan dan icjomah." (HR. Tirmidzi).
2. Waktu sepertiga malam yang terakhir dan sehabis sholat wajib. Muhammad Rosulullah saw. bersabda, "Tuhan turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang terakhir. Dan berfirmanlah Dia: "Siapa yang berdoa kepada- Ku, maka Aku perkenankan doanya. Siapa yang meminta ampun kepada-Ku, maka Aku ampuni dia." (HR. Bukhori dan Muslim). Abi Umamah ra. mengutarakan, seseorang bertanya kepada Nabi, ’’YaRosulullah, kapankah doa itu paling didengar oleh Allah?’’ Muhammad Rosulullah saw bersabda: ’’Pada final malam, dan sehabis sholat wajib". (HR. Tirmidzi)
3. Sepanjang hari Jum’at.
4. Ketika khotam (tamat) membaca Al-Qur’an 30 juz.
5. Ketika sujud. Muhammad Rosulullah saw. bersabda, "Saat paling bersahabat antara hamba dengan Tuhannya ialah ketika sedang bersujud, lantaran itu perbanyaklah doa pada ketika itu". (HR. Muslim, Abu Dawud, dan Nasai dari Abu Huroiroh r a)
6. Kala melaksanakan thowaf (mengelilingi ka’bah).
7. Saat turun hujan atau menghadapi musuh di medan perang. Muhammad Rosulullah saw. bersabda, "Berdoalah pada waktu doa- doa itu diperkenankan Tuhan, yakni pada ketika berjumpa dengan pasukan musuh, ketika akan melaksanakan sholat, dan ketika turun hujan." (HR.. Asy-Syafi’I).
D. TEMPAT TEMPAT YANG DIANJURKAN BERDOA
Tempat-tempat tertentu yang menerima priorotas dari Allah SWT, diterimanya doa adalah:
1. di depan dan di dalam Ka’bah.
2. di Masjid Muhammad Rosulullah saw.
3. di belakang makam Nabi Ibrohim as.
4. di atas bukit Shofa dan Marwah.
5. di Arofah, di Mudzalifah, di Mina, dan di sisi jamarot yang tiga.
6. Di tempat-tempat yang mulia lainnya mirip Masjid dan Musholla.
E. ETIKA BERDOA
Mengingat doa ialah ibadah sebagaimana sabda Muhammad Rosulullah saw. di atas, maka ada beberapa budbahasa yang harus kita terapkan dalam berdoa. Berikut penulis ramukan budbahasa dalam berdoa dari beberapa ayat dalam Al-Qur’an, serta petuah Imam Ghozali yang tertuang dalam Ihya Ulumuddin, petuah Al-Qusyairi, dan petuah Imam Nawawi.
1. Bertobat sebelum berdoa, kemudian menghadapkan diri kepada Al¬lah dengan sungguh-sungguh dan khusyu’.
2. Disunnatkan menghadap kiblat.
3. Seyogyanya doa-doa itu diawali dan diakhiri dengan puji-pujian kepada Allah SWT.
4. Mengakui keagungan Allah SWT dengan segala kerendahan diri dan hati (QS. 6/Al-An’am: 42).
5. Mengucapkan doa dengan bunyi yang sedang (tidak keras dan juga tidak berbisik) dan lembut. "Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan bunyi yang lembut. Sungguh Dia tidak menyukai or¬ang-orang yang melampaui batas." (QS. 7/Al-’Arofi 55)
6. Memanjatkannya dengan perasaan takut (tidak akan diterima) dan berharap (untuk dikabulkan). "Berdo’alah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat bersahabat kepada orang yang berbuat kebaikan." (QS. 7/Al-A’rof: 56).
7. Tidak perlu berpantun, dan/atau dengan pengucapan berirama. Cukuplah dengan kata-kata yang baik yang mencerminkan kerendahan kedudukan kita sebagai hamba di hadapan Allah SWT, serta sederhana dan sempurna mengenai sesuatu yang kita inginkan. Alangkah lebih baik jikalau kita memanjatkan bacaan- bacaan doa yang telah dicontohkan Muhammad Rosulullah saw. yang kandungan maknanya sesuai dengan kehendak kita juga,
8. Mengulang doa hingga dua atau tiga kali, yakni doa perihal sesuatu yang kita prioritaskan memohonkannya kepada Allah SWT.
9. Ditutup dengan bacaan sholawat, kemudian dilanjutkan dengan bacaan
Subchaana robbika robbil ’izzati ’aammaa yashifuun. Wa salamun ’alal-mursaliina wal chamdulillaahi robbil ’alaamiin.
(Maha Suci Tuhan, Tw/ian yang mempunyai kebesaran/kesucian dari sifat rendah yang mereka sifatkan. Dan kesejahteraan itu atas segala rosul yang telah diutus Tuhan. Dan puji-pujian hanyalah bagi Allah, Tuhan sekalian alam).
Kesimpulan
Dengan berdoa kita sanggup bermunajat kepada Allah Swt atas segala hal yang kita kehendaki kedepannya. Dengan menyerahkan diri dan menyerahkan segala urusan kepada kehendak Allah maka dengan mengetahui Apa bergotong-royong doa itu, Fungsi doa, kapan waktu yang dianjurkan berdoa, kawasan tempat yang doanya akan makbul dan yang paling penting budbahasa dalam memanjatkan doa kepada Allah. Semoga dengan memanjatkan doa kita tak lupa memanjatkan doa kepada kedua orang renta yang selalu setia mendampingi kita dengan doanya yang kuat.
Daftar Pustaka :
http://pustaka.abatasa.co.id/pustaka/detail/doa//933/etika-berdoa.html